19.37
Ada tulisan menarik dari Grup Parenting with Elly Risman & Family. Berikut kami sampaikan, semoga bermanfaat. ------------------...
Memasukkan Anak Sekolah:Untuk Anak atau Ibu ?
Memasukkan Anak Sekolah:Untuk Anak atau Ibu ?
Memasukkan Anak Sekolah:Untuk Anak atau Ibu ?
8
10
99
Ada tulisan menarik dari Grup Parenting with Elly Risman & Family.
Berikut kami sampaikan, semoga bermanfaat.
-------------------------
Iya, saya paham. 10 menit keheningan terkadang sangat diperlukan seorang ibu,untuk tetap waras. Apalagi mereka yang mempunyai dua balita dibawah satu atap. Rangkaian pekerjaan yang sudah tersusun rapi di otak, detik ketika kita bangun pagi, seakan sudah menjadi otomatis tersedia. Satu menyambung dengan yang lainnya, hingga tak terasa, sudah waktunya mentari tenggelam lagi. Bahkan, setelah malampun tiba, masih ada sederet dua benda tersisa yang mesti diselesaikan, sebelum akhirnya tubuh mendapatkan haknya untuk baring dan kaki untuk selonjoran.
Iya saya paham.
Hanya saja, berangkat dari kepenatan harian yang sudah menahun, membuat seorang ibu seakan-akan merasa punya alasan, kenapa buah hatinya mesti segera disekolahkan.
Sudah bosan di rumah
Biar belajar bergaul
Menstimulus berbicara
Belajar sharing dan bermain bersama
Anaknya sudah minta
dll, dll...
Sebetulnya, jika ditanya, terutama pada ibu yang menyekolahkan anaknya diusia 3th atau sebelum 5th, jauh kedalam hatinya, sebetulnya alasan mengapa ia menyekolahkan sang buah hati, adalah untuk sekedar merasakan sedikit kenyamanan di rumah. Berkurangnya satu anak untuk beberapa jam, memang mampu mengurangi beban stress yang cukup lumayan. Namun, ia juga tahu, hal itu salah. Karena sang anak belum perlu untuk sekolah, apalagi dengan semua alasan yang tertera diatas. Akhirnya anakpun disekolahkan.
Semua riang..
Untuk dua-tiga hari pertama. Apalagi pas mencoba seragam tk, ada haru sesak dalam dada 'ah, sudah besar ternyata'.
Uang dikumpulkan, pendaftaran dibayarkan. Dimulailah hari pertama.
Oke oke saja..enjoy anaknya, hingga tiba di hari ketiga. Anak sudah mulai bosan sekolah, mulai menolak berangkat pagi-pagi. Menangis dan berulah. Ibu panik..kenyamanan yang sudah tergambar didepan mata, seakan lenyap pufff.. menguap begitu saja.
Uang sekolah yang sudah dibayarkan, harapan bahwa sang anak akan menikmati dan betah sekolah sebagaimana janjinya, berubah drastis 360•. Ibu kaget, panik..bingung .. dan tidak jarang marah.
Lalu mulailah sang ibu frustasi, bagaimana menghadapi semua ini?
Sebetulnya, malam setelah kejadian, jika sang ibu mau menelaah kembali hatinya, ia akan menemukan, bahwa memasukkan anaknya sekolah bukan untuk sang anak, namun untuk sedikit kenyamanan pribadinya.
Wina Risman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: